NOVEL PERTAMA SAYA

SERUNAI MALAM

Diterbitkan pada tahun 1990. selepas diterbitkan novel tersebut arwah mengayuh basikal tuanya 'menjaja' hasil karya anaknya keliling kampung kononnya anaknya itu seorang penulis. dengan baki air mata gembira di kelopak matanya, ayah mengucapkan jutaan terima kasih kepada saya yang bersungguh di dalam bidang ini.

kata arwah, jadilah apa saja asalkan yang terbait. saya pegang kata-kata itu dan hingga kini, saya gapai apa yang dituturkan pada saya lapan belas tahun lalu. arwah selalu menyebut nama Abang Sham bila saya bercakap perihal dunia penulisan dan saya memberikan keyakinan kepadanya bahawa saya juga akan setanding orang lain, kalau saya berusaha.

batas bendang padi Kampung Anal menjadi saksi percakapan kami. saat itu, ada kesedihan dan nestapa di wajahnya dan di dalam sanubariku. bayangkan, saat itu yang tinggal di desa dan menelan kepahitan, adalah saya dan keluarga. ada yang mengatakan kepada saya dengan kata-kata sikil berbunyi," mengaji sekolah orang putih, tapi taklih kerja Kerajaan."

ujaran sinis itu menghimpit kehidupan saya apa lagi bila seorang demi seorang sahabat yang baik dengan saya mendirikan rumah tangga. saat itu saya dituduh 'mengambang'. dalam mengambang itu, saya kembangkan bakat dan kebolehan saya. saya rintis hidup ini dengan nestapa dan airmata namun dalam nestapa dan airmata itu, saya menanam tekad menghunjam impian, "aku akan tebus celupar tutur orang kampung dengan seru semangat sang hanuman yang berada di dalam diriku. jangan panggil namaku Hashim Latiff kalau aku tidak cipta nama di dalam kesusateraan tanah air!

itu janjiku dan akhirnya Tuhan Maha Adil telah membantuku dan hingga saat ini seingat aku sudah lebih tujuh kali aku menggapai hadiah sastera Nasional katogeri cerpen. Cerpen ku juga tersiar di dalam majalah BAHAN terbitan Dewan Bahjasa dan Pustaka Brunei, sebaris dengan penulis lain dari Singapura dan Indonesia.

Tuhan, berkatilah dunia penulisanku ini. Sebahagian daripada royalti dari novel ini aku jadikan duit belanja perkahwinanku. sesuatu yang ku kira tragis dalam dunia rumahtanggaku dan hingga kini, aku menyara lima anaku dengan hasil penulisan!

Alhamdulillah.